Saturday, September 3, 2011

RAMADHAN WONDROUS Part 1

my lovely backpack

Pernah ngebayangin rasanya berbulan puasa di Negara orang lain? Di Negara yang muslim nya adalah kaum minoritas? Dulu saya belum pernah dan tidak pernah terpikirkan, tapi kemarin, saya baru saja menyadari kalau ya… saya baru saja melakukannya.

Ramadhan pertama yang saya jalani di negeri orang lain, 5-15 Agustus 2011 adalah salah satu momen penting dalam kehidupan religi saya, bukan karena meningkatnya kualitas ibadah saya, tapi karena ketidakmampuan saya meningkatkannya di negara orang lain.
Tapi saya kali ini tidak akan membahas sesi religi dari perjalanan saya kali ini, melainkan saya akan lebih focus ke heroes diluar sana, yang kerap dipanggil pahlawan devisa, yang ternyata juga menjadi penolong saya kala melakukan trip ramadhan kali ini di Hongkong dan Macau.
5 Agustus 2011 (Day One)
Jumat sore, satu-satunya penerbangan internasional yang berangkat dari kota Makassar, telah dijadwalkan tiba pukul 5.30 sore, namun karena ini penerbanangan internasional, maka datanglah saya sekitar jam 2, sehabis shalat jumat, karena sudah ketentuannya untuk melakukan check-in 2-3 jam sebelumnya. Setelah melengkapi semua proses dan dokumen, saya pun memasuki ruang tunggu. Perjalanan saya kali ini agak berbeda dengan sebelumnya. Kalau di trip saya sebelumnya, saya sering menggunakan fasilitas bagasi yang dikenakan biaya sekitar 130ribu, kali ini saya memutuskan ini akan menjadi perjalanan yang hemat,selain karena ini Ramadhan (yang tidak butuh makan banyak), saya pun sedang dalam kondisi keuangan yang kurang bagus ketika trip ini tiba, hanya saja merasa rugi jika tidak memakai tiket yang telah jauh-jauh hari dibeli. Akhirnya bermodal sekitar 2juta rupiah pun saya berangkat ke Hongkong-Macau yang menjadi tujuan utama, dengan terlebih dahulu berkunjung ke Kuala Lumpur selama 3 hari dan Bangkok 1 hari.
Nah karena tidak menggunakan fasilitas bagasi berbayar itu, akhirnya tas backpack (ransel) saya yang biasanya beratnya sekitar 10kg, saya press hanya sekitar 6kg saja,dimana hanya berisikan 1 celana jeans, 4baju,dan 4jilbab serta beberapa underwear sekali pakai. Setelah menjalani penimbangan tas, karena tas saya terlihat mencurigakan dengan ukurannya yang agak besar untuk dimasukkan ke kabin, namun Alhamdulillah hanya sekitar 6,10kg, saya pun masuk ke ruang tunggu dan menanti kedatangan satu orang teman yang akan menjadi travelmate saya.
Karena kami pikir ini penerbangan internasional, maka kami tak berani membawa makanan atau minuman dari luar untuk dijadikan buka puasa (ini adalah hari puasa kelima ketika kami berangkat). Setelah menunggu, pesawat kami datang tepat waktu dan kami take off tepat pukul 5.30. Bersamaan dengan take off nya pesawat kami, sejak itulah puasa tak lagi berasa sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Buka puasa yang biasanya tiba jam 6 sore dan saya jalani di rumah atau di suatu tempat di daratan, kali ini buka puasa itu saya jalani dengan hasil dugaan orang-orang sekitar, sebab sudah pukul 7 tapi matahari belum terbenam, namun beberapa dari penumpang yang menurut saya islam, telah ada yang memulai makan, akhirnya kami pun memutuskan untuk ikut makan, sebuah popmie merk Malaysia seharga beberapa ringgit, dan sebotol kecil air minum, yang semuanya kami beli diatas pesawat.
Perjalanan membosankan 4 jam menuju Kuala Lumpur akhirnya berakhir, dan setibanya kami di bandara, tempat pertama yang kami kunjungi adalah McDonald bandara, dan makan burger beserta kentang. Dengan bekal uang sebesar USD100 dan Rp 1.350.000 yang semuanya telah berganti menjadi dollar hongkong, saya berharap tak aka nada pengeluaran lebih dalam trip kali ini.
Sebelum membeli makanan di McD, saya sempatkan menukar USD30 ke Ringgit Malaysia (sekitar 85ringgit),sebab ketika di Makassar saya bukannya tak sempat menukar, hanya saja ditempat tukar langganan saya, Ringgit lagi kosong. Akhirnya setelah sekitar 30 menit menikmati McD yang berupa burger dan kentang serta cola itu, berangkatlah kami menuju KL Sentral dengan menaiki bus seharga 8RM (Rp 24.000), sesampainya di KL Sentral 2jam kemudian, kami langsung memburu kereta terakhir yang beroperasi pada hari itu (kereta/subway/MRT hanya beroperasi sampai jam 11-12 malam di Malaysia) untuk mengunjungi salah satu rumah teman saya yang akan menjadi host kami selama di Kuala Lumpur. Malam itu setibanya di rumah teman saya,kami langsung beristirahat dengan sebelumnya meminta tolong untuk dibangunkan sahur, yang ternyata baru dimulai jam 4.30 subuh, sebab imsak di Malaysia itu sekitar jam 6 subuh, namun jangan heran dengan waktu imsak yang lama, sebab buka puasa pun baru sekitar jam 7.30 malam.
6 Agustus 2011 (Day Two)
Tempat tinggal teman saya ini, dihuni oleh 2 orang temannya yang lain, yang sesame mahasiswa dari Indonesia, jadilah kami sahur berlima dengan menu sahur ya Alhamdulillah sangat enak, telah disediakan oleh mereka sebelumnya. Agenda kami hari ini hanyalah nonton HarryPotter 3D dan jalan-jalan keliling mall di Kuala Lumpur. Bukannya tidak mau mengeksplore Kuala Lumpur, tapi ini sudah ketiga kalinya saya kesini dan travelmate saya pun, Kak Nana, sedang malas berpanas-panas ria di bulan puasa ini untuk mengeksplore, maka jadilah kami anak mall-mall yang keliling-keliling sambil menunggu film main. Harus saya akui, saya tidak merasa rugi membayar 20ringgit untuk kualitas bioskop yang luar biasa bagusnya dan belum ada tandingannya di Indonesia, seriously. Dan inilah moment nonton saya pertama kalinya di luar negeri, dank arena saya memang movie junkie, it’s exciting me too much. Agak norak memang, tapi ya itulah saya,hehehe….
Tapi sayangnya, travelmate saya, Kak Nana,harus berangkat ke bandara pukul 5 sore, sebab besok pagi pagi sekali, sekitar jam 7, pesawatnya ke Bangkok harus terbang. Ya, sejak hari inilah, perjalanan saya dan kak Nana tidak lagi bersamaan, hanya saja tujuan kami yang sama dengan jadwal penerbangan yang berbeda. Kami pun balik ke apartemen, mengambil barang-barang kak Nana, dan bersama-sama naik MRT, saya dan teman saya, Ainun dan Tamiko, dan 2 teman rumah Ainun, Cita dan Nunu, berencana berbuka di salah satu rumah makan jepang, sedangkan kak Nana turun 2 stasiun lebih jauh untuk mengambil bus ke bandara di KL sentral. Jadi, kami pun berpisah di perjalanan.
Saya akui, buka puasa kali ini memang sedikit elite buat kalangan backpacker macam saya, tapi karena saya pikir ini adalah puasa, ya saya puas-puasin saja, saya tidak mau menyiksa diri dengan pelit ke diri sendiri, tapi ajaibnya dengan makanan yang segitu banyaknya saya pesan, saya hanya bayar 30ringgit (sekitar 90rupiah), yang mungkin kalau makan di Makassar akan berates-ratus ribu. The place name Sushi Zanmai, recommended buat yang mau makan sushi hemat kala di negeri orang. Setelah buka puasa, keliling-keliling mall dan membeli sebuah stamp bermotif menara Eiffel seharga 10ringgit, for your information, saya memang tergila-gila segala hal tentang paris, khususnya Eiffel, kami pun akhirnya memutuskan untuk pulang, namun ternyata ada undangan buka puasa di salah satu flat(apartemen) anak Indonesia, kenalan Ainun dkk. Akhirnya saya pun turut datang dan sekedar melihat juga ikut mendengar cerita mereka. Beberapa jam kemudian kami putuskan untuk balik dengan dibekali beberapa kantong makanan hasil pemberian penyelenggara pesta, dan kami niatkan buat dijadikan menu sahur. Tapi memang belum rejeki dank arena kecapean, taka da satupun dari kami yang bangun sahur.
7 Agustus 2011 (Day Three)
Pesawat yang akan mengangkut saya dari Kuala Lumpur ke Bangkok berangkat pukul 10 lewat, tapi jam 7 pagi saya sudah meninggalkan apartemen Ainun. Kak Nana yang pesawatnya berangkat jam 7 pagi memutuskan untuk menunggu saya setibanya di bandara Bangkok, jadi kami bias sama-sama ke penginapan di daerah Khaosan Road, yang merupakan area backpacker di Bangkok, yang juga telah diinapi oleh 3 orang teman saya yang lebih dulu tiba di Bangkok beberapa hari sebelumnya.
Setelah Changi Airport Singapore, Suvarnabhumi Airport Bangkok merupakan bandara terbaik yang pernah saya kunjungi, besar-bersih-berbudaya (banyak motif serta hal-hal berbau kebudayaan Thailand yang menghiasi bandara). Setelah perjalanan 2 jam lebih dan mengantri di imigrasi Bangkok yang supeeer ramai selama hamper 2 jam juga *serius*, saya pun akhirnya keluar dari imigrasi dan mencari sosok kak Nana, yang mungkin sudah lelah menunggu, mana saya juga tidak bisa sms karena pulsa yang habis (sekali sms habis 4.700 rupiah). Akhirnya kak Nana duluan yang melihat dan manggil saya, kami pun jalan menuju ke ground buat ambil kereta ke PhayaThai, stasiun yang berada di pusat kota. Tapi sebelumnya saya kembali menukarkan USD20, dari total sisa USD70 di kantong saya, ke dalam Baht, mata uang Thailand.
Dengan membayar seharga 90Baht (sekitar 27.000) per orang, kami pun menunggu kereta yang akan membawa kami ke pusat kota, yang ternyata sangaaat bagus dan mungkin tidak akan didapatkan kereta sebagus,sebersih,dan senyaman ini dengan harga 27.000 di Indonesia. Perjalanan yang harusnya makan berjam-jam dari bandara ke pusat kota, hanya kami tempuh sekitar 30menit dengan kereta express ini, dan ternyata jika membeli tiket return (PP bandara-phaya thai) hanya membayar 150 Baht, lebih hemat sekitar 30 Baht atau 9.000 rupiah (di Indonesia mungkin tidak begitu signifikan, tapi percayalah ketika kau hidup di negara orang lain, 1 sen pun akan menjadi sangat berharga).
Ketiga teman kami yang sudah beberapa hari di Bangkok, sekarang sedang berada di Chatuchak Market, pasar terbuka terbesar se Asia, yang menjual aneka barang bahkan hingga ke hewan peliharaan. Akhirnya, saya dan Kak Nana pun sambil menenteng backpack yang berasa agak berat, padahal hanya 6kiloaan, memutuskan untuk langsung ke Chatuchak menjumpai mereka. Sesampainya disana, saya yang tidak niat belanja, disamping karena sedang hemat, saya pun sudah merasakan betapa besarnya pasar ini ketika melakukan trip tahun lalu, dan sehemat apapun niatmu, ketika telah memasuki areanya, maka dijamin akan ada yang dibeli. Maka dari itu, saya putuskan untuk diluar saja bersama Kak Ajjank dan Kak Putchok, 2 dari 3 teman kami yang sudah berada duluan di Bangkok. Sedangkan kak Nana memutuskan untuk masuk berbelanja sekalian menyusul Kak Fitry yang diduga masih di dalam, sebab sejak terpisah dari Kak Ajjank dan kak Putchok, belum ditemukan. Saran saya, ketika mengunjungi Chatuchak bersama teman, usahakan selalu berdampingan atau paling tidak punya cukup pulsa untung saling menghubungi ketika terpisah ataupun kalau tidak, jauh lebih baik jika janjian untuk ketemu di jam tertentu di tempat yang kalian masing-masing ketahui di sekitar pasar, sebab pasar ini benar-benar luaaaasss dan resiko terpisah dari teman/keluarga sangat besar sebab pengunjungnya juga banyak sekali.
Hingga pukul 4 sore, kak Nana kembali dengan beberapa kantong belanjaan, kami putuskan untuk segera ke penginapan saja, sebab kak Fitry tak kunjung memberi kabar, jadi kami pikir pasti dia sudah ada di penginapan, dan ternyata benar. Alhamdulillah, kami masih bisa dapatkan 1 kamar kosong untuk berdua di tempat Kak Ajjank dkk menginap, dengan membayar 200 Baht/orang (sekitar 60ribu rupiah).
Setelah beristirahat, dan berbuka puasa di KFC kawasan Khaosan Road yang kali ini ditraktir oleh kak Nana *thank God*, kami putuskan untuk ke salah satu Mall di Bangkok, MBK, jika tak sempat berbelanja di Chatuchak yang hanya buka saat weekend, maka MBK patut dijadikan cadangan, karena di dalamnya, ada pusat oleh-oleh yang masih tergolong murah. Setelah puas keliling, dan menemani teman-teman berbelanja (saya kali ini lagi-lagi tidak berbelanja,karena memang niat belanjanya baru di Hongkong-Macau), kami pun kembali ke Khaosan Road dengan taksi, sama seperti ketika menuju ke sana, yang dishare biayanya. Di Khaosan kami kembali mengunjungi KFC untuk membeli persiapan sahur seharga 65 Baht (21.000 rupiah) – ayam dan nasi – serta air minum berbotol besar yang kami beli di 7Eleven, dan juga jajanan berupa mie yang saya beli seharga 20B (6.000).
Sesampainya di kamar yang lumayan menguras keringat karena berada di lantai 5, setelah berbincang sejenak, kami pun putuskan untuk kembali ke kamar masing-masing dan tidur. Hari keempat trip diakhiri dengan hujan di kota Bangkok –hiruk pikuk life music di café-café yang bertebaran di bawah-serta kamar yang tidak terlalu sejuk karena kipas angina yang menua menjadi hal-hal “sempurna” yang mengiringi tidur kami. Dan keesokan harinya, saya akan kembali terbang ke Hongkong, sendirian.

Tuesday, August 30, 2011

Nikah Muda


I'm baaaaccckkk..... hahahha...
after a long time... miss me? yup, I miss someone... #eh ;p
by the way, dari kemarin-kemarin kan gue udah kebelet buat nonton Get Married 3, tapi karena kesana kesini nyari temen buat nonton, dan gak ada yg nemu (walaupun sebenarnya gue maunya diajakin nonton sama satu orang aja sih... tjieee...), akhirnya gue mutusin buat nonton sendiri... jadilah hari ini, senin ini, yang gue kira bakalan jadi puasa hari terakhir (padahal ternyata lebaran baru lusa, wkwk), setelah beberes kamar, buka puasa di rumah, dan jam 6.30 go to mall, dimana film maennya jam 7.00, jadinya gue agak telat dikit, tapi gak papalah... 
nah di Get Married 3 ini, si Mae dan Rendy kan udah punya anak, kembar 3 malah, kebayang ga sih rempongnya ngurusin 3 anak, dan mereka mutusin buat ngerawat sendiri, ngga ada bantuan dari pihak keluarga maupun sahabat-sahabat Mae...
eits eits... tapi gue nulis ini bukan buat spoiler ceritanya...
kalian kan bisa nyari sendiri di om google...
yang mau gue tulis disini itu, tentaaang....
tadaaa.... NIKAH MUDA.... hahahaha
yang ngikutin Get Married udah pasti tau kan ceritanya gimana, si Mae dan Rendy ini yang love at 1st sight, dan mutusin buat nikah muda, unyuuu bangeet ga sih... hehehehe
walaupun di Get Married 2, problem yg diangkat itu soal kecemburuan dan kesalapahaman awal2 membina rumah tangga *ceileeh bahasa gue kayak udah expert aja*, nah di Get Married 3 udah agak matang dikit persoalannya, lebih ke how to be a good parents dan posisi Rendy (yg skrg diperanin oleh Fedy Nuril, yang sumpah cutee bangeeet... >.< ) sebagai sosok yang merasa gak mampu jadi suami sekaligus bapak yg baik...
tapi di balik itu semua, ditampilin juga pertengkaran-pertengkaran khas pasangan muda, yang sebenarnya sepele, tapi lucu dan bikin kita gemes *semoga kalian ngerti maksud gue, hahaha*

nah, beberapa hari yang lalu kan gue juga sempat baca novel yg judulnya Marriagable - ceritanya tentang pasangan yg mungkin nikah telat (awal 30an) dengan alasan dasar cuman gak mau disebut perempuan tua, tapi akhrinya pernikahan usia muda yg tanpa cinta itu, dengan segala pergelutan yg ada, tetep lucu dan menggemaskan... dan ngebuat gue mikir kalau nikah muda itu enak kali ya... hahhahaha

umur gue sekarang emang 19 tahun, tapi buat gue ketika umur lo udah dimulai dengan angka 2, that's mean SOOOO OOOLLDDD for me :(( KEPALAA DUA WOYY, KEPALA DUAAA #ngganyante
hahahha... kepala 2 tuh berarti 20-21-22-23-24-25-OH NOO.... gue gak mau kalau anak gue nanti ngga bisa jadi sahabat orangtuanya hanya karena si orangtua udah terlalu tua buat gaul...  hehehe 
kejauhan gak sih pikiran gue? 

beberapa alasan yang ngebuat gue merasa Nikah Muda itu Lucu, Menggemaskan, dan hhmm.. apa ya... sulit gue ungkapin lewat kata-kata, tapi bikin lo pengen gitu... *I wish u know what I mean,hahaha*
  1. nikah muda berarti masih banyak waktu buat lo dan pasangan lo untuk ngerasain pacaran dengan cara yang halal, ya iyalah udah muhrimnya getooo... dan buat gue yang sejauh ini masih megang "prinsip" - it's gonna be so sweet (amiin) hehehe :D
  2. nikah muda berarti bakalan punya anak lebih cepat, dan lo bisa jadi ortu yang gaul buat anak lo krn umur yang ga jauh beda, dan lo makin bisa berpikir dewasa karena udah punya tanggungan anak... oia, maksud gue nikah muda disini bukan nikah di bawah usia 20an ya, at least start from 23 lah... not too young, either too old | I wanna be a rock mother for my kids, hehehe
  3. dan gak tau kenapa, gue selalu ngerasa nikah muda itu seru... walaupun mungkin bakalan banyak perselisihan-perselisihan kecil, karena mungkin masih sama-sama belum mateng banget, ego nya masih ada satu sama lain, tapi yang gue dapat di novel/film buat gue justru yg kayak gitu yg ngebuat pernikahan makin berwarna *tsaah* dan ngegemesin... lo masih bisa ngehangout bareng pasangan lo ke mall, ke manapun buat have fun, karena masih sama2 berjiwa muda, coba bayangin kalau udah kehilangan jiwa mudanya, kan bakalan ada yg malas buat having fun krn merasa udah ketuaan, malu sama umur, padahal justru yg kayak gitu yg dibutuhin, biar cinta terus terpupuk getoo *bahasa gue bener2 udah yg paling ngerti aja,secara yg gue dapat dr film/novel, ya kayak gitu*
  4. mungkin emang banyak juga kerikil-kerikil yang bakalan nyandung pasangan2 yg nikah muda, contohnya sih di kalangan deket gue sendiri, karena ya itu tadi, kematangan berpikir dan mungkin mengenai kemapanan dalam finansial, secara nikah muda berarti finansial lo mesti ready buat gak nanggung diri lo sendiri (khususnya laki-laki) tapi juga nanggung pasangan lo + anak2 lo kelak... tapi gue mikir, Allah akan ngasih pasangan yang sepadan sama diri lo sendiri, jadi kalau lo mau yg baik, maka pantaskan diri lo untuk jadi yg baik juga... walaupun sekarang gue merasa belum pantas buat siapapun yang Allah siapin di luar sana, tapi insya Allah gue sedang proses untuk memantaskan diri.. 
  5. dan mungkin karena pengaruh film/novel yang berunsur romantis tentang nikah muda, gue selalu ngerasa moment-moment buat lo dan pasangan lo ber-romantis ria bakalan jauh lebih banyak ketika kalian masih muda, masih ekspresif, kan kalau udah agak ngga muda, suka malu sama umur buat nunjukin perasaannya, hehehe *ini menurut gue sih*
nah, mungkin gue emang tipikal cewe yang mencintai drama dan masih percaya tentang cerita-cerita cinta yang happily ever after, dan buat gue mungkin masih ada yang namanya cinta pada pandangan pertama, nikah muda tuh sesuatu banget tau gak sih *eh,ini kayak niru statement siapa ya? :p
dan konyolnya lagi, hal yang paling sering terlintas di pikiran gue itu "hhmm, siapa ya yg kelak bakal jadi suami gue?" - kalian boleh ngakak sepuasnya, tapi gue wondering aja gitu, dengan siapa gue bakalan ngehabisin the rest of my life until die, apakah dia bener-bener sosok yang sesuai ama yg gue mau (walaupun sampe sekarang, ketika ditanya kriteria cowo apa yg gue mau jadi suami gue, gue gak pernah bisa ngasih jawaban yang pasti), apakah kita dengan pertengkaran ala pasangan suami istri pada umumnya bakalan bisa survive dan ngelewatin semuanya bersama-sama, apakah dia bisa jadi sahabat yang baik buat gue, ngerti dan selalu support gue... ya, gue selalu wonder tentang siapa dan akan seperti apa Mr.Right yang Allah udah siapin buat gue...
Di Marriagable, gue belajar tentang teori the right person, Mr/Ms. Right, mungkin sebenarnya yang kita cari bukanlah sosok yang tepat (right), tapi sosok yang menyenangkan, karena orang yang menyenangkan bisa buat kita ketawa, dan ketawa bisa ngebuat kita merasa hidup, bukan sekedar mendampingi kita menjalani hidup. Dan untuk bisa merasa hidup, kita butuh tertawa sesering mungkin. 
Sebagai perempuan, dan mungkin mewakili sebagian besar perempuan lainnya, kami akan jauh lebih mudah tertarik ke sosok pria yang mampu ngebuat kita ketawa dibandingkan sosok yang ngebuat kita kagum dengan ketampanannya doang, bener gak ladies? :D *noted this, wahai lalaki-lalaki* :p
tapi alhamdulillah banget kalau udah cakep, humoris, imam yang baik, mapan (amiin) :D


lo ngga akan tau dengan siapa kelak takdir mempertemukan lo, dan terlebih buat gue, mungkin gue ngga akan pernah tau mana yang terbaik buat gue karena gue gak pernah punya pembanding, tapi gue selalu percaya sama takdir yang udah ngga bisa dirubah ini, jodoh. Gue percaya sama janji Tuhan gue, kalau laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yg baik,begitupun sebaliknya (well, definisi baik itu relatif, jadi terserah kalian aja mau nafsirinnya gimana :D )
mungkin sudah kodrat kita sebagai manusia untuk selalu tidak merasa puas, dan selalu mencari yang terbaik, tapi sadarkah kita kalau kita gak akan pernah nemuin yang terbaik,selama kita terus mencari yg terbaik
kenapa? karena akan selalu ada yang dibandingin, akan selalu ada yg membayangi dr masa lalu, dan akan selalu ada ketidakpuasan yang kita peroleh, sehingga kita terus mencari dan mencari, sampai akhirnya kita sadar, betapa banya kesempatan yang kita buang, dan akhirnya kita tau kalau yg terbaik itu sudah lewat dan tak bisa diraih kembali.

well well... kayaknya udah mulai berat nih pembicaraan gue, hahaha
so, buat yang mungkin sedang dilanda pertanyaan bertubi-tubi "kapan nikah?"
hahaha, maybe u can say "ibu/bapak,maunya kapan? sy sih siap kapan aja, cuman jodohnya belum nyampe2" hahaha dijamin bapak/ibu lo bakal ngegetok pala lo... okay, gue gak expert soal jawab pertanyaan ginian, karena belum ada pengalaman... hahahaha

sebagai perempuan yang mencintai keromantisme-an dan drama *halah*, buat gue nikah muda itu sweet and so romantic, semoga gue kelak, dengan dia yang udah ditakdirin Allah buat gue, dan mungkin sedang menunggu waktu yg tepat aja buat ditemuin (atau mungkin udah ketemu?), mari kita sama-sama memantaskan diri untuk menjadi pasangan yang saling melengkapi dalam pernikahan yg sakinah,mawadah,warahmah, and let's be a rock parents for our kids.... amiin...
*tsaaaah... udah berasa mau nikah aja besok*

baiklah, selamat berpuasa kembali karena ternyata lebaran ditunda sehari, hehehe *hilalnya malu2 muncul*
dan selamat deg-degan buat yg udah mau married *ehm*, selamat jadi org tua buat yg lagi nunggu brojolan, dan selamat menanti bagi yang belum nemu, hehehe

nite,
tiwi *si pecinta drama*

Saturday, August 27, 2011

I am a NEKAD Traveler Part 2


akhirnya diriku tergugah juga buat nge-posting lagi... hehehe
maaf ya lama baru nongol...
berhubung cerita saya di sini belum selesai, maka sebagai orang yang budiman penuh tanggung jawab, wajiblah diriku ini untuk menyelesaikannya...
let's cekidot...

nah karena kami semua setreeeesss gara-gara mesti ngumpulin duit dalam waktu 3 hari sebanyak 1,3 maka otak kami bekerja lebih cepat daripada semestinya *alah* dan *ting* cara termudah yang bisa otak saya pikir adalah minjem duit, akhirnya jempol pun beraksi buat mengirimkan sms ke mereka-mereka yang dianggap berbudi luhur untuk menolong diriku yang malang ini...
beberapa menit kemudian.... no reply
beberapa jam kemudian... tetep aja kagak ada yang balas
berjam-jam kemudian... dari sekian ratus orang (oke, ini lebay...) yang saya sms, cuman 3 orang yang bisa memberikan pinjaman uang dengan total semuanya 300 ribu rupiah...
alhamdulillah, paling ngga udah adalah daripada ngga ada sama sekali...
cara kedua ditempuh, jualan pin... secara udah dari dulu saya bergelut di dunia bisnis ini *geplak* (tapi serius loh, buat kamu-kamu yang mau buat pin, hubungi saya aja, dijam pin harga diskon, numpang promo ya... hehehe) tapi pin yang saya buat ngga cepet laku dan sebelum deadline cuman dapat 65 ribu... huhuhuhu....
tapi ternyata Tuhan sayang banget ama saya, sehari sebelum deadline tiba-tiba ada proyek dadakan yang untungnya  400ribuan, jadilah duit yang ada sekitar 700ribu dan karena udah deadline alias garis mati, maka dengan tampang polos tapi kere, saya pun ke rumah temen yang dijadiin tempat ngumpul hari itu buat melakukan transaksi pembayaran dan ternyata saya TAK SENDIRI, alias bukan cuman saya yang belum bisa bayar lunas, hahhaha....
ada sekitar 3-4 orang yang juga nyicil, hihihi *kayak mau beli panci ala ibu-ibu aja, pake nyicil-nyicil segala...* dan kami pun diminta buat menandatangani perjanjian...
dan selang waktu berganti, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, dengan berpeluh keringat, membanting tulang (emang bisa ya tulang dibanting-banting?), meneteskan air mata, mengucurkan darah *super-duper-lebay-siap-siap-ditimpuk-diarak-keliling-kampung* diriku bisa mengumpulkan sisa uang yang belum lunas dari cicilan tiket, horeeee.....

dan karena ini perjalanan ke luar negri pertama, maklum udik nih baru pertama kali ke negri orang, saya pun deg-deg-an dan mulai pusing mikirin apa yang mesti dibawa dan akhirnya backpack yang saya pakai pun menggelembung, kisaran 10 kilo ternyata pas ditimbang waktu check in... ckckkc....

tanggal 9 Juni 2010, kami semua berangkat dari makassar ke jakarta, sampai di jakarta kami nginap di rumah salah satu member, namanya puthe, seumuran saya sih, muda-an saya malah, tapi si puthe ini badannya imut, dan selalu aja ngaku dia yang paling muda, hahaha.... *saya tau saya boros di wajah dan badan, hahahha (sadar diri sebelum dicela)*

tanggal 10 pagi, kami berangkat ke bandara, dan ajaibnya... kami salah terminal... *bego* dan butuh sekitar 15 menit untuk ngebawa kami ke terminal yang benar dengan sebelumnya ada adegan lari-lari ngejar bus ala-ala sinetron penuh dramatisasi (beneran loh, kita ngejar shuttle bus dari terminal yg salah ke terminal yg bener) dan lagi-lagi kami menunjukkan ke udik-an kami, pas nyampe di terminal yg benar, kami nanya ke supirnya, "berapa pak?" *gubrak* IT'S FREE, guys... wkwkwk....

sampai di terminal, check in, ngisi kartu keberangkatan, nimbang tas, bayar tax, stempel NPWP biar ngga bayar fiskal *actually, I dont have to, because I'm still 18 (do u believe it, rite? &gt;.&lt;) tapi karena saya udah punya NPWP, maka dengan soknya saya pun minta di cap, eits bukan saya, tapi boarding pass saya... hehehe
next, kita menuju ke imigrasi, ketemu ma pegawai imigrasi yang cakep tapi galak, huh... dan foila... kita udah di ruang tunggu....
dan kembali ke udik-an terjadi... berhubung ini pernerbangan yang masih lama, kita jadilah maen-maen di ruang tunggu, berasa rumah sendiri, wkwkwk.... dan disanalah dengan gagahnya berdiri sebuah coffe machine... awalnya sih saya ngga tertarik, tapi karena yang lain pada nyoba, akhirnya dengan tulus ikhlas, kurelakan juga uang 5.000 rupiahku, (wait... it's not my money actually, it's my friend's, :p )
dan dengan tampang polos pengen di tabok, saya pun mencoba mesin coffe itu, walaupun yang saya order bukan coffe, tapi milo tak berasa yang betul-betul hampa... eh usut punya usut, ternyata kada manisnya bisa kita atur dan saya yang sangat polos ini memilih untuk ngga pake gula *bego*

oke, setelah lama menunggu di ruang tunggu (ya iyalah, masa di kamar mandi) dengan sedikit insiden kecil dimana passpost kak afdhal ilang yang ngga taunya cuman ketinggalan di salah satu bangku yang kita tinggalin dan abis itu ditempatin ma dua ibu-ibu TKI yang berjihad dengan segenap jiwa raganya di negri Saudi Arabia *lebay* tapi yang bikin jengkel, pas kita nyari ntuh passport dengan menelusuri tiap jejak yang telah kita lewati dan tinggalkan *halah* dan akhirnya tiba di tempat si duo ibu duduk yang mana adalah tempat kita sebelumnya, si ibu jilbab hitam cuman nyengir-nyengir ngga mirip kuda pas ngeliat kita kelimpungan nyari dan dengan santainya nanya "cari apa?", "passport bu..."
"oh yang ini" nunjukkin barang kecil bersampul hijau yang kelak menjadi nyawa kami di negri orang *lebay tingkat tinggi*
si ibu-ibu langsung minta duit ke kita sebagai bayaran karena dia udah nemuin 'green book'nya kak afdhal... ya ampuun... dasar ibu-ibu matre...  ngga ding... beliau ternyata cuman becanda... abis cerita-cerita bentar, eh tiba-tiba si ibu nanya, "mau ke mana?"
dan kami pun menjawab "ke singapore bu, ma malaysia"
si ibu "oh, udah berapa lama disana?"
kami bingung, "maksudnya?"
si ibu, "iya udah berapa lama kalian disana kerjanya? kalau saya udah pernah kemana-mana, arab, bla,bla,bla"
WHATTTT????? SI IBU NGIRA KAMI TKI???!?!?
astagfirullah al-adzim... sejak kapan tampang kami berubah jadi tampang-tampang pahlawan devisa gini? sungguh tragis nasib kami...
dan dengan wajah yang dikira TKI ini kami pun menjelaskan kalau kami cuman mau liburan, bukan mau jadi TKI!!!
si ibu, "oh, ta'kirain kalian mau kerja juga disana, hahahha"
aduh, please deh bu...

dan akhirnya setelah menunggu kurang lebih 5 jam, pesawat kami datang (kayak bus aja ya...)
dan here we go... singapore... we're coming....

*to be continued....

I am a NEKAD Traveler Part 1


seperti yang udah saya omongin di postingan saya sebelumnya, tentang perjalanan nekat yang saya lakuin baru-baru ini, yakni backpacking dengan budget minim...

ide gila ini dicetus oleh Bapak yang satu ini, creator Makassar-Backpacker, saya dan beberapa member lain yang aktif dan kebanyakan BELUM PERNAH KELUAR NEGERI, merasa tertantang dengan rencana Oom Mimin (panggilan kesayangan buat creator grup gila tempat saya merasa have fun), rencana yang mengusung tema "INVASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN VISIT SULSEL 2011", maka saya dan sekitar 30 orang lainnya mengiyakan untuk mengikuti program tersebut dan mulai melakukan berbagai macam kegiatan untuk menggalang dana biar kita bisa lebih hemat jalan-jalannya nanti, soalnya ada sokongan dana, hehehe...

mulai dari ngadain bazar cuci motor-mobil, jualan bunga pas valentine, ngadain program gala dinner buat pasangan di malam valentine (yang ini batal, tapi kita udah terima DP-nya, hihihi), sampe buka foto studio dadakan (gede banget untungnya yang ini) dan ngga lupa kami juga ngajuin proposal ke dinas-dinas terkait soalnya kita rencana bakalan promosi kebudayaan juga (meskipun pada akhirnya ngga ada dukungan dari pemerintah, huh... cape deh!)

nah, singkat cerita, sambil kita nyari duit, kita juga searching tiket murah dan akhirnya dapat tiket kurang lebih 1,3 juta dengan rute Makassar-Jakarta-Singapore dari Singapore trip dimulai dan berakhir di Malaysia langsung balik ke Makassar... sebenarnya ini masih tergolong mahal sih, soalnya tiket saya yang buat bulan 6, yang udah saya beli duluan sejak bulan 2, saya dapat kisaran 700 ribu PP Mks-KL-Mks

nah disini lah semuanya berawal, sebuah langka NEKAD binti BEGO...
karena semua udah fix dengan harga tiket itu (1,3 itu), saya pun bilang oke saya join, dengan asumsi awal kalau semua duit tiket bakalan ditalangin dulu atau paling lambat dibayar pas beberapa hari sebelum berangkat (tgl berangkat 9 April 2010) tapi ternyata eh ternyata, tiket yang kalau ngga salah di pesan kisaran minggu kedua maret harus dilunasin paling lambat 3 hari dari tanggal tersebut dan ajaibnya SAYA NGGA PUNYA DUIT SAMA SEKALI... padahal tiket udah dibeli atas nama saya...
hhhhuuuuwwaaa.... jadilah saya kelimpungan bukan main, dan ternyata ngga cuman saya, anak-anak yang lain juga ternyata pada stress, dapat duit darimana 1,3 dalam waktu 3 hari???

penasaran? saya lanjutin di postingan selanjutnya aja ya...

behind the story of my 1st trip to go abroad...


alasan kenapa saya mau keluar negeri?
simpel : karena saya mau lihat negara orang dan suatu waktu misal ditanya "udah pernah keluar negri belum?", dan dengan angkuhnya *geplak* saya akan menjawab "udah dong!" hahaha....

tapi, pertanyaan yang selalu muncul, habis budget berapa? (dengan asumsi keluar negeri pasti mahal, ya kecuali buat orang-orang yang tinggal cuman 500 meter dari batas negara tetangga, tinggal melangkah dikit aja, udah bisa dibilang keluar negeri, berbahagialah mereka, hehehe)

pertama kali merencanakan keluar negeri itu karena pengen ngunjungin seseorang dan berharap mendapatkan adegan seperti di film-film, melintasi negara, terbang ribuan mil, dan akhirnya berakhir bahagia, happy ending story *timpuk* ( I'll tell this story in another post ) dan akhirnya saya susunlah rencana dan menemukan sebuah cara hemat ke negara orang yaitu Backpacking (waktu itu sih saya belum join ke grup Backpacker lokal makassar, just read how I can join this group) dan setelah diitung-itung sampailah saya ke suatu keputusan untuk backpacking ke 3 negara (standar) Malaysia, Singapore dan Thailand dengan estimasi budget 5 juta rupiah ( 5 juta = 6 angka nol ) dan dalam waktu kurang lebih seminggu...

5 juta dengan 6 angka nol itu estimasi sebelum saya bertemu dengan group ini dan setelah konsultasi dengan tetuahnya, si sesepuh group dan dengan entengnya dia bilang (I always remember what he said) "APA? 5 juta dengan angka 6 angka 0 ? itu sih bisa ke 5 negara..."
maka jadilah saya konsultasi dengan orang tua yang satu itu, dan akhirnya mendapatkan pencerahan untuk jalan-jalan backpacking keluar negeri dengan estimasi budget 1,5 juta (dengan 5 angka 0, hebatkan? satu angka 0 saja sudah sangat berpengaruh, hahahha)...

akhirnya saya pun mempersiapkan semuanya, mulai dari perburuan tiket dan itinerary, tapi tiba-tiba sebuah badai datang menghantam *halah*, bapak saya tidak setuju saya pergi sendiri... dan dengan segala akal licik, saya pun menghasut 2 orang teman, achy dan arna yang kemudian ngga jadi pergi dan diganti oleh uyha...
jadilah kami super girl yang akan melakukan trip keluar negeri dengan budget 1,5 (dengan 5 angka 0)...
oke, itu cerita nanti, karena kami baru akan berangkat bulan 6, jadi belum ada cerita yang bakalan saya tulis, ya iyalah, pergi aja belum, hehehe *geplak*

yang akan saya ceritakan adalah perjalanan NEKAT saya trip keluar negeri...
silakan cek ke postingan selanjutnya, hehehe...